29 Maret 2024
Blog » Liputan Dist CCTV » Kamera CCTV PTZ, dan Cara Kerjanya

Kamera CCTV PTZ, dan Cara Kerjanya – Pan tilt zoom camera (PTZ) adalah camera yang bisa bergerak ke kanan kiri (pan), naik turun (tilt) dan melakukan fungsi zoom. Kamera CCTV PTZ terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: konvensional dan telemetry receiver.

Baca Juga : Jenis-Jenis Kamera CCTV

Perbedaannya terletak pada kabel yang kamera PTZ gunakan. Sistem konvensional memerlukan sedikitnya 10 penghantar  (kabel isi 10), sedangkan telemetry receiver hanya membutuhkan kabel isi 2 saja. Lebih jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut ini :

Pengertian Kamera CCTV PTZ dan Cara Kerjanya

Kamera CCTV PTZ, Dan Cara Kerjanya1

Pada sistem konvensional untuk mengontrol camera memerlukan PTZ Controller. Controller ini memiliki  dua jenis tegangan output, yaitu DC12V untuk lensa dan AC24V atau 220V untuk motor. Pada bagian tengahnya terdapat knop potensiometer yang bertuliskan Lens Speed. Fungsinya untuk mengatur kecepatan Zoom, Focus dan Iris (kecuali untuk jenis Auto Iris).  Pada speed max. gerakan zooming akan cepat, karena tegangan yang keluar adalah 12VDC.

Baca Juga : Perbedaan Motorized Dengan Fixed Pada CCTV

Pada kondisi speed min. gerakan zoom akan lambat dan halus, karena tegangan output dari controller berkurang. Adapun kecepatan gerakan motor sudah tidak dapat diatur lagi (factory standard). Saat ini PTZ konvensional masih cukup banyak penggunanyadi berbagai tempat, seperti di kawasan industri, bank, public area dan kantor pemerintahan. Sekalipun masih berfungsi, namun peralatannya kebanyakan sudah tergolong “kuno”.

Keuntungan dari sistem PTZ konvensional adalah:

  1. Pan tilt head (motor) memakai tegangan biasa, sehingga mudah Anda pahami.
  2. Harga peralatannya relatif murah.
  3. Analisa masalah di lapangan mudah dilakukan.
  4. Operator tidak memerlukan pengetahuan khusus dalam mengoperasikannya.
Kamera CCTV PTZ, Dan Cara Kerjanya2

Sedangkan kekurangan dari sistem PTZ konvensional ini yaitu adalah:

  1. Memerlukan banyak penghantar -minimal kabel isi 10-, sehingga instalasinya lumayan berat.
  2. Tegangan 12VDC untuk lensa tidak bisa mencapai jarak jauh, umumnya di bawah 200m saja.
  3. Harga multicore cable (kabel isi banyak) untuk jarak jauh terbilang mahal.
  4. Bentuk motor dan housing-nya besar, sehingga tidak kompak dan terkesan ketinggalan jaman. 5. Popularitasnya mulai tergeser oleh sistem Receiver dan Speed Dome Camera.

Solusi untuk pengadaan CCTV dan Security System Nasional di Indonesia : Distributor CCTV Indonesia, Untuk Anda di sekitar Bandung dan Jawa Barat : Distributor CCTV Bandung Diskusikan langsung kebutuhan Anda dengan team sales kami, melalui WhatsApp Official DISTCCTV WhatsApp DISTCCTV atau bisa follow Sosial Media DISTCCTV untuk mendapatkan informasi lainnya, Instagram @distributorcctv, Facebook Fanspage Distributor CCTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *